Catatan Sepekan #6

Catatan Sepekan #6
Photo by Jazmin Quaynor / Unsplash

Halo teman,

Hari ini, entah untuk yang keberapa kali, anak pertama saya (5 tathun) berinisiatif memimpin sholat maghrib. Tentu sholat-sholatan. Latihan. Yang seru adalah setelahnya. Dia langsung berdiri dan memberi pengajian, menirukan apa yang dia pernah lihat di masjid dekat rumah.

Apa isi pengajiannya? Ia mulai dengan salam, lalu grothal-grathul membaca hamdallah & sholawat, kemudian masuk ke pokok bahasan. Ia bercerita tentang terjadinya letusan gunung berapi di bawah laut yang sepertinya ia tonton dari Youtube. Saking dahsyatnya, ledakan gunung itu menghamburkan batu-batu dan lahar ke permukaan. Cerita terus berlanjut hingga nyrempet kisah ikan-ikan badut di Finding Nemo.

Apa yang saya lakukan? Play along. Ikut dalam skenarionya, yakni menjadi jamaah yang seksama menyimak. Larut & hanyut dalam dunia si kecil.

Melihatnya sudah mulai ngelantur, saya bertanya, ”Lalu intinya apa?”

“Intinya, kita harus berdoa kepada Allah supaya gunung berapi di sini tidak pernah meletus selama-lamanya.”

Dia menutup dengan salam & mempersilakan jamaah untuk bubar jalan seperti baris-berbaris.

Saya lalu sholat lagi, maghrib yang beneran.

Regards,
Rizal

🌟 Yang Menarik Pekan Ini

Saya sedang belajar bikin kopi dengan teknik manual brew. Itu cara yang paling mudah dan paling murah, yang hanya kalah dengan teknik tubruk. Belakangan, saya ingin coba versi dinginnya, yaitu japanese coffee.

Percobaan pertama gagal total. Dudul. Bagaimana bisa lulusan teknik kimia tetap menggunakan rasio air dan kopi sebagaimana manual brew biasa, padahal masih ditambahkan es batu? Tentu hasilnya jadi kelewat encer. Rasanya bukan lagi kopi, tapi air bilasan cangkir kopi.

Seperti cara pasang saluran wastafel, cara membetulkan fisher yang longgar, dan cara membersihkan mesin cuci top loading, cara bikin japanese coffee juga ada di YouTube. Di bawah ini salah satu video yang saya sudah praktikkan dengan skala yang lebih kecil. Pada percobaan kedua ini hasilnya sudah lebih mendingan.

Kalau teman-teman suka kopi apa?

✍️ Yang Saya Tulis di rizalprakosa.com

Ojo nggege mongso. Jangan memburu-buru musim. Semua ada waktunya. Sebuah pengingat bagi saya, semua hal ada waktunya. Termasuk hasil dari apapun yang diusahakan hari-hari ini, akan tiba saatnya ia siap dituai. Sabar.

Meski demikian, usaha tidak boleh kendor. Itu senada dengan micro speed, macro patient yang pernah saya tulis. Usaha kencang, sabar juga kencang.

🎬 Rekomendasi Soto Jogja

Bukan hanya bakpia, bukan hanya gudeg. Jogja juga surganya soto. Berbagai aliran soto bisa teman-teman temukan di sini. Mayoritas berkuah bening, walapun kalau mau mencari Soto Lamongan juga ada. Seiring dengan maraknya trend gowes sabtu/ minggu pagi, keberadaan warung soto sebagai pit stop makin menjamur. Tak peduli dengan defisit kalori, gowes bukanlah gowes jika tanpa nyoto, mendoan, dan teh panas manis.

Di tengah gempuran warung-warung soto baru itu, legenda-legenda soto tetap jadi idaman. Salah satunya adalah Warung Soto Tahu Kemasan Mbah Wongso di Banguntapan, Bantul. Soto kuah bening dengan bahan dasar tahu. Iya, default-nya tahu, bukan daging ayam atau sapi. Kita bisa tambah daging-daging itu bila mau, jerohan-jerohan pun ada, lengkap dengan sate-sateannya. Ada 2 hal lagi yang menarik: sambalnya berupa cabai yang dikukus -ini nikmat sekali; dan soto ini makin segar kalau ditambahkan daun kemangi.

Teman-teman musti coba! Link Google Maps

Read more