COYG

COYG
Photo by Who’s Denilo ? / Unsplash

Jam 2 siang ini saya masih sangat mengantuk. Sebab tadi malam saya bangun jam 2 pagi untuk ‘sahur’. Menunya: Arsenal.

Dini hari tadi, dihelat pertandingan yang digadang-gadang bakal menentukan siapa juara Liga Inggris musim ini. Manchester City (peringkat dua) versus Arsenal (pemuncak klasemen sementara). Siapa yang menang, kemungkinan besar dialah yang akan memenangi liga. Meski masih tersisa beberapa pertandingan lagi.

Hasilnya? Prediksi takut-takut saya ternyata kejadian. Arsenal kalah dengan skor 4-1.

Sepanjang pertandingan, terlihat betul bahwa City adalah tim yang lebih baik. Secara taktik, disiplin, kesabaran, dan penyelesaian peluang, semuanya di atas Arsenal. Sehingga wajar bila skornya berkata demikian.

Setelah pertandingan selesai, saya tidak bisa tidur. Lantas membuka Twitter. Di linimasa banyak yang kecewa, banyak yang ngata-ngatain, terutama fans tim lain yang sepertinya berharap-harap Arsenal terjungkal. Bahkan ada yang bilang, “Arsenal bermain seperti bukan tim pemuncak klasemen.”

Tapi bagi saya, musim ini Arsenal luar biasa.

Para pundit tak memprediksi Arsenal bisa sejauh ini. Bahkan tak banyak yang menjagokan Arsenal bisa masuk empat besar. Ini datanya.

Bagaimana tidak? Secara usia, tim ini paling muda dibanding seluruh klub peserta liga. Tidak cukup hanya pemain, pelatihnya juga paling muda. Arsenal adalah karir manager pertama bagi Mikel Arteta, setelah beberapa musim sebelumnya menjadi asisten pelatih Pep Guardiola di City.

Bagi Arteta, musim ini adalah bagian dari perjalanan membangun kembali tim yang porak-poranda ditinggal Wenger & tidak membaik saat dipegang Unay Emery. Rebulding. Karenanya, targetnya tidak muluk-muluk: kembali ke empat besar dan berlaga UCL. Nyatanya, Arsenal konsisten di puncak klasemen selama 9 bulan liga berjalan. This team is extraordinary.

Terakhir, ini kata Arteta setelah pertandingan:

Come on You Gunners!