Pertarungan Di Kepala

Pertarungan Di Kepala
Photo by Jr Korpa / Unsplash

Matanya menatap langit-langit ruang tamu. Dari pojok plafon satu ke pojok lainnya. Dari luar dia tampak tenang, padahal sejatinya dia sedang bertarung dengan pikirannya sendiri. Sang pikiran berkali-kali menyeru, “Sudahlah berhenti saja seperti teman-temanmu itu. Toh mereka sepertinya bahagia”. Ia menolak mendengarkan. Baginya, haram hukumnya menerima lemparan handuk putih. Apalagi ia bertarung bukan untuk sabuk emas, melainkan untuk anak istrinya. Sebuah tugas mulia yang ia jaga betul. Dalam tempurung kepalanya, sayup sayup suara Ryan d’Masiv terdengar. “Jangan menyerah... Jangan menyerah... Jangan menyerah... o ooo oooooo.”

Di tengah-tengah pertarungan sengit itu, sekelebat ingatan muncul ke permukaan. Adalah Tom Hanks, yang pada suatu rekaman wawancara menjawab pertanyaan apa nasihat yang kamu harap bisa kamu tahu lebih awal di hidupmu?This too shall pass”, katanya. Semua pasti berlalu. Sedang gembira-ria, jangan sombong. This too shall pass. Sedang banyak masalah, juga jangan khawatir. This too shall pass.

Menggeser Tom Hanks, muncul kemudian adalah wajah Pandji Pragiwaksono. Dengan nada dan raut muka cukup serius ia berkesimpulan: “Melihat ke belakang, masalah-masalah itu akan selesai dan terlewati juga pada akhirnya. Seringkali, tugas kita cuma bertahan.”

Yang terakhir adalah Crisye dengan suara khasnya. Badai… pasti berlalu….

Cukup.

Ia menyudahi pertarungan di alam pikirannya. Lalu lagi-lagi memutuskan untuk melanjutkan perjuangannya. Di dunia nyata.